Sabtu, 19 Juni 2010

TUHAN DATANG DALAM KESENGSARAAN DAN BUKAN DALAM KESEDIHAN

Ada kalanya orang "agak sedikit protes" jika dikatakan Allah itu Tuhan. Hal itu, di antaranya yang terjadi ketika almarhum menerjemahkan kalimat "la ilah illa al-lah" dengan Tiada tuhan selain Tuhan. Dalam perspektif yang lebih positif, ketika disebut Tuhan (dalam T huruf besar), maka Allah sedang dikampanyekan untuk menjadi Tuhan semua manusia yang memang konsepnya demikian.

Jangan cepat tersinggung dengan ungkapan Jhon Lock bahwa orang yang beragama karena prustasi sebagai konvensasi kelemahan. Sebagai manusia yang beragama, bisa jadi secara emosinal kita marah dengan kalimat Jhon Lock itu, tetapi masih ada sisi benarnya, walaupun kita tidak setuju semua benar.

Ketika kita punya masalah, sering sekali kita mencari selain Allah yang akan membatu kita. Sepeda motor kita saja ditangkap, maka dengan segera kita berpikir, siapa saudara kita yang berprofesi sebagai polisi atau tentara, sehingga ia bisa membantu kita. Ketika kita dihina orang lain, tidak jarang kita menggunakan harta untuk membayar orang untuk membalas dendam kita. Memang balas dendam lebih laris dari balas jasa. Balas dendam madzhabnya syaitan yang berakibat pada penyesalan. Sedangkan balas jasa madzhab "malaikat" yang berakibat pensucian jiwa. Tetapi jika kita tidak mempunyai "pembantu" yang maha lemah, maka kita akan semakin pasrah kepada Yang Maha Kuasa, Maha Baik.

Coba perhatikan orang-orang yang menderita dalam pandangan banyak orang, mereka lama kelamaan ada yang sadar dan menyuarakan "Jiwa Ketuhanan". Sugeng, orang yang cacat, memakai palsu dan sekaligus memproduksi kaki palsu mengatakan, "Buntung ya buntung, nek menyerah ya goblok" Acara Kick Andy di Metro TV dalam Edisi pasangan yang memiliki kekurangan menungukapkan penderitaan sebagai bagian dari kenikmatan. Perhatikan orang-orang yang tidak punya kekuatan lagi, dia akan berlari untuk bersadar dan bertawakkal kepada Yang Maha Kuasa. Untuk itulah Tuhan begitu dekat pada penderitaan manusia. Walaupun demikian tidak ada syariatnya boleh mengharapkan penderitaan.

Kalau kita menderita, maka kita semakin sadar akan kehadiran Tuhan. Orang yang sakit sadar begitu pentingnya kesehatan pada saat ia sakit. Kesehatan itukan nikmat Allah dan sakit juga tetap nikmat Allah. Mustahil Tuhan bermaksud buruk bagi hamba ciptaanNya yang ia cintai, walaupun yang dicintai dengan berat hati membalas cintah Yang Maha Mencintai.

Orang yang didatangi oleh Allah tidak mengenal kesedihan. Semua ketentuan Allah dapat diterima dengan ikhlas dengan keyakinan bahwa hal itu semua memiliki hikmah. hikmah kata Cak Nur adalah sesuatu yang hilang. Siapa yang menemukan yang hilang itu, maka ia telah mendapatkan hikmah.

Si Buta bisa jadi mendapatkan hikmah bahwa ia tidak berpotensi berbuat dosa dengan matanya. Si Tuli bisa jadi mendapatkan hikmah bahwa ia tidak berpotensi berbuat maksiat dengan telinganya. Si Bisu, bisa jadi mendapatkan hikmah bahwa ia tidak berpotensi memitnah dan mencaci maki orang lain. Orang yang gagal menjadi PNS bisa jadi mendapatkan hikmah bahwa ia tidak mendapatkan kesempatan banyak membohongi rakyat, dsb.

Mari kita jalani hidup ini untuk menambah keabaikan tanpa ragu. Allah tidak pernah alpa atas kebaikan kita yang ikhlas, sekaligus tidak akan lupa membalas kejahatan kita.

Sehat Sultoni Dalimunthe, M.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar