Sabtu, 03 Maret 2012

TURUT BERDUKA CITA

pingsan usai menabrak 18 korban yang diantaranya 17 siswa.

Melihat beberapa siswa Taman Kanak-kanak (TK) Perguruan Buddhis Boddhicita terbaring dan mengalami luka, Marini lemah terkulai.

"Dia langsung pingsan di tempat. Ia mengaku tak tahu lagi ceritanya bagaimana usai menabrak," ujar Ardi Tan Pengurus PSMTI Medan, yang merupakan sahabat ayah Marini.

Ardi Tan menambahkan, menurut cerita teman kuliah Marini di salah satu perguruan tinggi swasta di Medan, dalam keadaan pingsan Marini dibawa ke salah satu rumah sakit di Jalan Nibung Raya, Medan.

Setelah siuman, Marini, yang juga guru di TK Perguruan Buddhis Boddhicita, dibawa ke Jalan Razak, rumah teman kuliahnya.

"Saya nggak tahu juga bagaimana ceritanya teman kuliahnya bisa ada di sekolah itu," kata Ardi Tan.
Menurut Ardi Tan, setelah mengecek keberadaan Marini ke Kantor Sat Lantas Polresta Medan tapi tak bertemu.

Ia mendapat kabar keberadaan Marini di Jalan Razak.
Ardi Tan langsung menjemput dan membawanya ke warung di dekat Kompleks Asia Mega Mas.

"Saya bawa dia ke warung, supaya makan dulu sebelum diantar ke kantor polisi. Tapi, dia tidak selera makan, sampai sekarang dia belum makan," kata Ardi Tan di Sat Lantas Polresta Medan, Jumat (2/3) malam.

Kemudian, lanjut Ardi Tan, petugas datang menjemput Marini dan membawanya ke Sat Lantas Polresta.
"Marini dijemput Kanit Laka di warung dekat Asia Mega Mas," katanya.

Ia menceritakan, saat di warung, Marini mengaku mengenal semua murid TK yang tak sengaja ia lindas.
"Saya tunjukkan satu-satu fotonya, dia kenal semua karena memang itu muridnya," ujar Wakil Sekretaris AMPI Medan ini


Kami pengurus RA Tadika Borneo turut berduka cita atas kejadian ini, semoga musibah ini bisa dicari hikmahnya. Seringkali kita jika mendapatkan musibah, maka kata yang keluar atau terpikir, Jika........, Seandainya.........., Kalau......., dan sebagainya.

Bukanlah semata-mata bu Marini berbuat kesalahan itu karena baru bisa bawa mobil. Tetapi memang terkadang, jika terjadi sesuatu, ada orang yang berteriak, biasanya kita lepas kontrol. Yang semestinya menginjak pedal rem supaya berhenti, akibat teriakan, bisa menginjak pedal gas sekencang-kencangnya. Itu pernah terjadi sama anak saya ketika belajar naik sepeda motor. Untunglah saat itu anak saya tidak terjadi luka parah dan tidak ada korban yang ditabrak. ia hanya menabrak tembok rumah orang. Kalau sudah datang ajal kata Ali bin Abi Thalib, maka sia-sialah usaha manusia.

Bagi keluarga korban, mohon bersabar dan berusaha mengobati para korban. Semoga cepat sembuh wahai saudara-saudaraku. Kepada ibu Marini, hadapilah kehendak Tuhan ini dengan tegar. Atas kesalahan ibu, jangan takut menghadapi hukuman dunia. Terhadap orang tua atau keluarga korban, hendaknya bersikap bijaksana bahwa ibu Marini pasti tidak bersengaja menabrak Saudara-saudara kita yang juga murid dan kawannya. Untuk itu, sangat baik, apabila memaafkan ibu Marini dan bahkan jika bisa ia tidak usah dihukum. Anggaplah ini ketentuan Allah.